Strategi Tembus Kedokteran dari Wahyu dan Diah

I Gede Pramaditya Wahyu Saputra (kiri) lolos di Program Studi Pendidikan Dokter dan Ni Luh Diah Kemala Sari (kanan) lolos di Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Udayana

Menjadi dokter adalah impian banyak orang. Oleh karenanya, pada proses penerimaan mahasiswa baru, perguruan tinggi yang memiliki program studi atau jurusan kedokteran cenderung dinantikan oleh banyak siswa. Tidak terkecuali oleh siswa di SMA Negeri 2 Kuta. Namun, untuk bisa lolos kedokteran, apalagi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), yaitu jalur undangan tanpa tes, tidaklah mudah. Daya tampung yang terbatas, sedangkan peminat yang tinggi adalah penyebabnya. Maka, siswa yang ingin lolos kedokteran melalui jalur ini harus menyaipkan strategi sedini mungkin. Berikut adalah kiat dua siswa SMA Negeri 2 Kuta agar bisa lolos pada program studi atau jurusan kedokteran universitas negeri melalui jalur SNMPTN.

I Gede Pramaditya Wahyu Saputra, siswa Smanduta yang lolos pada Prodi Dokter Universitas Udayana mengungkapkan, konsistensi adalah kunci untuk bisa lolos kedokteran.  “Konsisten mempertahankan nilai dari semester I hingga V, terutama di tiga mata pelajaran peminatan (untuk MIPA: Kimia, Biologi, Fisika); serta Bahasa Indonesia; Bahasa Inggris; Matematika Wajib. Kalau bisa nilainya setiap semester meningkat dan tidak turun,” ungkap remaja yang duduk di kelas XII MIPA 5 ini.

Tidak dipungkiri, grafik nilai rapor yang terus meningkat pada mata pelajaran khas MIPA adalah salah satu syarat kelulusan. Namun, Gede juga menambahkan, sertifikat kegiatan dan lomba juga menentukan. “Perbanyak ikut kegiatan lomba dan olimpiade yang sesuai minat supaya banyak punya sertifikat untuk dicantumkan pada saat pendaftaran SNMPTN. Hitung-hitung untuk menambah pengalaman dalam berkompetisi.”

Selain itu, masih menurut remaja kelahiran 13 Mei 2004 ini, mengecek keberadaan alumni pada prodi dan universitas yang dituju harus juga dipertimbangkan. “Dengan daya tampung yang terbatas, jangan lupa juga untuk cek alumni-alumni di SMA yang lolos ke jurusan dan universitas yang dituju. (Biasanya kuota siswa yang bisa diterima dari sekolah pada prodi tertentu bergantung pada kualitas akademik alumni sekolah bersangkutan-red.)”

Pendapat yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan Ni Luh Diah Kemala Sari. Siswa kelas XII MIPA 5 yang lulus Kedokteran Gigi, Unud ini mengungkapkan, kesiapan diri dari kelas X adalah kuncinya. “Untuk SNMPTN kemarin saya terus berupaya mempertahankan nilai yang baik, selalu konsisten dalam belajar karena untuk SNMPTN sendiri kita bersaing bukan mulai dari kelas XII. Kita mulai bersaing dari kelas X karena patokan nilai yang digunakan dalam SNMPTN itu berasal dari kelas X—XII.”

Selain itu, menurut gadis kelahiran Denpasar, 30 Juni 2004, selama dari kelas X siswa sudah harus  aktif berkegiatan mengikuti lomba supaya saat kelas XII seluruh sertifikat bisa dilampirkan. Namun, Diah Kemala juga mengakui, dua faktor di atas belum cukup sebagai syarat lulus SNMPTN. “Jujur, dua faktor itu belum cukup. Pemilihan jurusan itu menjadi kunci menurut saya. Mulai dari melihat jumlah peminatnya, kalau jumlah peminatnya tinggi, silakan ditaruh pada pilihan pertama, pastikan jurusan yang ditaruh pada pilihan pertama memang jurusan yang diinginkan karena peluang diterima pada pilihan pertama jauh lebih besar daripada diterima pada pilihan kedua.”

Terkahir, Gede dan Diah Kemala berpesan kepada adik-adik siswa Smanduta agar selalu berdoa sehingga keinginan diterima di perguruan tinggi bisa tercapai. Namun, menurut mereka, siswa tidak boleh hanya menggantungkan harapan lolos SNMPTN. Ia berharap agar siswa selalu belajar untuk persiapan ujian tulis.

“Saran untuk adik-adik sekalian tetap semangat belajar, ayo aktif ikut lomba mewakili sekolah, tetapi tetap ingat, yang bisa lulus SNMPTN itu tidak banyak, jangan menjadikan SNMPTN sebagai jalur utama untuk masuk PTN. Persiapkan untuk jalur SBMPTN sedari awal karena sistem penilaian SNMPTN itu tidak pasti, bisa dibilang hoki-hokian. Namun, kalau nilainya kurang bagus, hoki aja gak cukup. Tetap semangat belajarnya ya, orang tua kita sudah bersusah payah menyekolahkan kita sampai saat ini, setidaknya bayarlah dengan prestasi dan pencapaian baik. Semangatt buat adik-adik pejuang PTN 👊👊.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *