Siswa SMA Negeri 2 Kuta (Smanduta) dinobatkan menjadi Juara dalam Lomba Kihajar STEM tingkat nasional kategori Best Critical Thinking. Pengumuman disampaikan dalam Anugerah Kihajar secara luring di Gedung Kementerian, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Jakarta, Rabu (30/11) kemarin. Dikutip dari laman resmi Kihajarkemendikbud.go.id, Kihajar STEM merupakan wadah eksplorasi untuk peserta didik pada satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, & SMK/MAK, untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dalam mengembangkan project berbasis STEM melalui pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Komang Trinita Cahyani, Ni Made Jayanie Manah Vidanti TrataiBang, dan Nathan Al Tandjung adalah tiga siswa Smanduta yang meraih predikat terbaik tersebut. Trinita, siswa kelas XI MIPA 2 selaku koordinator mengungkapkan, sebelum mencapai final, ada beberapa proses yang diikuti. “Pada bulan Juli tepatnya tanggal 31 kami bertiga melaksanakan tahap pertama perlombaan Kihajar Stem, yaitu Tahap Basic. Di tahap ini kami diberikan 20 soal objektif yang mencakup beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, dan Bahasa Indonesia. Pada tahap ini dipilih 20 tim terbaik dari setiap provinsinya dan akan lanjut ke tahap berikutnya. Tahap kedua yaitu Tahap Intermediate yang dilaksanakan tanggal 14 Agustus. Pada tahap ini, kami diberikan waktu 90 menit untuk mengerjakan 20 soal objektif dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya. Dari 20 tim, akan dipilih 2 tim terbaik untuk mewakili provinsinya ke tahap selanjutnya. Setelah lolos ke tahap final, kita ditugaskan untuk membuat video tematik proyek berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic) dengan durasi 8 hingga 11 menit,”
Berkaitan dengan alat yang dibuat, Jayanie mengungkapkan, alat yang dbuat pada tahap final adalah oyster mushroom house humidity and temperature control system. “Alat ini dapat membantu petani jamur tiram dalam proses pembudidaya jamur tiram. Kami menggunakan arduino sebagai otaknya. Sensor DHT 22 untuk mengukur suhu dan kelembaban, solenoid valve untuk mengatur keluarnya air. Sprayer kabut untuk mengeluarkan air. Beserta alat dan bahan laiinya. Cara kerja alat ini, dengan menyemprotkan air secara otomatis apabila suhu dan kelembaban pada lumbung jamur tidak sesuai. Apabila suhu dan kelembaban sudah sesuai maka air akan berhenti secara otomatis.”
Sementara itu, Nathan mengungkapkan keterkejutannya atas hasil yang diperoleh. ” Jujur saya tidak menyangka dapat memperoleh juara karena persaingan yang begitu ketat se-Indonesia, tetapi berkat usaha dan doa saya bersama dengan rekan-rekan saya dapat membawa nama baik Sekolah tercinta kita SMAN 2 KUTA dan juga Provinsi Bali tentunya.”
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh guru pembina. Bapak I Made Agus Suputrayasa mengungkapkan bahwa hasil yang diperoleh adalah bonus atas usaha dan kerja keras yang dilakukan siswa. “Saya memang cukup terkejut dengan hasil ini sebab persaingannya begitu ketat. Namun, kembali lagi pada usaha yang sudah dilakukan siswa selama berbulan-bulan, mulai dari belajar materi sains, membuat projek, presentasi, hingga wawancara. Setiap tahapan ini dilakukan dengan sangat baik oleh siswa.” Sementara itu, Pak Agus juga mengungkapkan, kelolosan tahun ini merupakan tahun kedua beruntun. Tahun lalu, siswa Smanduta juga lolos sebagai finalis mewakili Bali dalam Lomba Kihajar STEM, hanya saja belum berkesempatan menjadi juara.
Selain usaha dan kerja keras, Bapak Agung Aji Werdhi, yang juga membina Tim Kihajar Smanduta menambahkan, dukungan sekolah terhadap aktivitas ini juga menjadi penentunya. “Selama proses mengikuti Lomba Kihajar ini, sekolah memfasilitasi dengan maksimal. Misalnya saja memberikan dukungan sewaktu anak-anak melakukan kunjungan ke petani jamur di daerah Bangli. Sekolah men-support dengan menyediakan akomodasi. Semangat dan dorongan dari kepala sekolah dan guru juga berarti. Selain itu, doa-doa baik dari tim serta guru juga menyertai.”
Kepala SMA Negeri 2 Kuta, Bapak I Made Murdia merasa sangat berbangga atas raihan siswanya. Dua tahun belakangan ini, progres prestasi, baik akademik maupun nonakademik terus mengalami peningkatan di SMA Negeri 2 Kuta. Bukan hanya siswa, gurunya-gurunya pun terus berlomba meningkatkan prestasi.